Sunday, October 10, 2010

Futakuchi-Onna (Mulut Kedua Wanita)


Futakuchi-Onna : The two-mouthed woman.

Kekuatan khusus : Mulut Extra, Rambut yang hidup.
Tingkat Bahaya : Tidak berbahaya.
Kesukaan : Makanan yang enak.
Dibenci : Makanan yang tidak enak.

Sepanjang sejarah, diberbagai kebudayaan, banyak orang yang terpaksa diet atau mengubah pola makannya, dalam hal ini terutama wanitalah yang sering melakukannya. Menyiksa tubuh dengan membiarkannya kelaparan, menghindari semua makanan yang mereka suka demi mendapatkan berat badan yang ideal. Ironisnya, ada beberapa wanita yang mencoba menahan nafsu makanannya tetapi tidak menuai hasil.

Konon, wanita yang terlalu memaksakan dirinya untuk diet, akan mengeluarkan mulut kedua yang berada di belakang kepala mereka dan tumbuh secara supranatural, mulut tersebut akan memuaskan kebutuhan badan akan makanan dengan rambut yang bergerak seperti kedua tangan untuk mengambil makanan dan memasukannya kedalam mulut kedua tersebut tanpa wanita itu sadari. Keuntunganya adalah, wanita yang telah diet sampai kelaparan tersebut akan menyerap energi dan memanfaatkan makanan yang dimakan melalui mulut keduanya tanpa ada efek samping dari makanan yang telah dimakan itu, walaupun mulut keduanya telah makan berkilo-kilo makanan. Biasanya, wanita yang ditumbuhi mulut ghaib semacam itu akan merasa malu dan berusaha menutupinya, tetapi disamping itu, mereka merasa senang akan manfaat mulut ghaib yang berada di belakang kepala mereka.

Tetapi, mulut semacam ini tidaklah mudah untuk dikontrol, wanita yang meneruskan kebiasaan dietnya walaupun telah tumbuh mulut kedua, akan mendapati mulut keduanya bergerak dan mancari makanan sendiri walalupun ketika berada di tempat ramai, dan tentunya, hal ini akan terlihat cukup menakutkan. Yang paling parah adalah, ketika wanita tersebut tertekan akan keberadaan mulut keduanya, Maka ia akan terus menerus makan dari kedua mulutnya.

Ada alasaan lain juga kenapa mulut ghaib bisa muncul, yaitu adanya perjanjian terkutuk dengan iblis untuk bisa mempercantik tubuh wanita, mulut ghaib ini akan berfungsi sebagai sebuah piranti menguntungkan bagi wanita, kadang mulut ghaib yang muncul secara tiba-tiba akan menghilang juga secara tiba-tiba, tetapi ada juga yang menjadi permanen, sehingga mengubah pemiliknya menjadi siluman, Futakuchi-Onna (The two-mouthed woman).

Versi lain mengatakan bahwa Futakuchi-Onna tadinya adalah seorang perempuan yang membiarkan anak tirinya kelaparan. Roh anak tirinya tersebut masuk kedalam dirinya dan membentuk mulut kedua dibelakang kepala wanita tersebut. Sedanngkan versi lainnya, Futakuchi-Onna adalah istri seorang tukang kayu yang terkena kampak suaminya dan luka tersebut tidak bisa disembuhkan. Kerugian memiliki mulut kedua ini, jika mulut keduanya tidak mendapatkan makanan, maka mulut ini akan meneriakan kata-kata kotor, sumpah serapah dan sebagainya sehingga membuat pemiliknya merasakan pusing yang luar biasa.

Satu hal lagi, sebuah emosi dan ambisi yang mendalam, akan membuat seseorang berubah menjadi siluman. Kadangkala mereka bisa menemukan jalan kembali menjadi manusia, tetapi itu jarang terjadi. Kadangkala manusia lebih suka berwujud mengerikan dengan kekuatan khusus daripada menjadi manusia biasa.

Saturday, October 09, 2010

Kuchisake-Onna (Wanita Bermulut Robek)


Kuchisake-Onna : The slit-mouthed woman.

Data Diri Kuchisake-Onna :
Jenis kelamin : Wanita.
T/B Badan : Selayaknya wanita biasa pada umumnya.
Ciri-ciri : Rambut panjang, makai masker bedah operasi, taring di mulut yang dekat di telinga jumlah gigi sekitar 130 buah.
Kelemahan : Aroma pomade rambut.
Penangkal : Permen Bekko-Ame (permen keras berwarna kuning tua).
Habitat : Perkotaan dan komplek perumahan di Japan.

Kuchisake-Onna (Wanita Bermulut Robek) adalah sejenis siluman dalam mitologi dan legenda urban Jepang. Ia berwujud seorang wanita yang memiliki ciri-ciri fisik berambut panjang, taring di mulut yang dekat di telinga jumlah gigi sekitar 130 buah, dan menutup mulutnya yang robek dengan menggunakan kipas, syal atau masker bedah operasi (versi yang paling populer).

Memakai masker bedah di Jepang untuk aktivitas sehari-sehari merupakan kebiasaan yangg umum, terutama saat musim dingin atau ketika sakit flu. karenannya, Kuchisake-Onna bisa dengan mudah masuk ke gerombolan orang tanpa perlu dicurigai. Ia sering muncul di jalan-jalan yang sepi, saat bertemu dengan korbannya, ia akan menanyakan "Watashi Kirei?" (Apakah Saya Cantik?) jika sang korban menjawab "ya", ia akan membuka maskernya sambil berkata "Walaupun wajahku seperti ini?". jika sang korban panik Kuchisake-Onna akan langsung membunuhnya. begitu pula jika kamu menjwab tidak, ia akan marah dan langsung melayangkan belatinya.

Dalam legenda, Kuchisake-Onna tadinya adalah seorang wanita muda yang hidup pada Zaman Heian. Kemungkinan ia adalah seorang istri atau selir samurai. Ia dikaruniai wajah yang sangat cantik namun sombong, ia juga sering berselingkuh di belakang suaminya. Suaminya merasa sangat cemburu dan dikhianati, lalu suaminya menyerangnya dan membelah mulutnya dari kuping ke kuping. "Sekarang siapa yang akan berkata kau cantik?" ejek suaminya.

Sementara dalam versi legenda urban, Kuchisake-Onna adalah seorang wanita korban operasi wajah yang gagal. Konon katanya, dokter yang mengoperasi wajahnya memakai pomade (jenis minyak rambut) dengan bau yang menusuk. Ketika sedang dioperasi ia tidak bisa tenang karena bau itu sehingga si dokter secara tidak sengaja memotong mulutnya hingga robek. Wanita itu menjadi histeris dan marah lalu membunuh dokter itu. Belakangan ia dibunuh oleh para penduduk kota dan ia pun menjadi hantu penasaran. Ada beberapa versi lain mengenai asal-usulnya namun kurang populer, misalnya:

  • Korban kecelakaan lalu-lintas yang wajahnya rusak.

  • Seorang wanita yang mengalami gangguan kejiwaan sehingga merobek mulutnya sendiri dengan benda tajam.

  • Seorang wanita korban pemerkosaan yang mulutnya dirobek oleh si pemerkosanya atau ia sendiri yang melakukannya setelah menjadi gila karena perkosaan itu.

  • Seorang wanita yang leluhurnya memperoleh uang haram dengan menyembah siluman anjing sehingga anak cucunya dikutuk bermulut robek dan bila mati akan menjadi siluman.

Kuchisake-Onna menutupi mulutnya yang robek dengan masker operasi dan sering bergentayangan di kota pada waktu malam, terutama ketika sedang berkabut. Bila bertemu seseorang, terutama anak-anak atau mahasiswa di jalan yang sepi, ia akan bertanya, "Watashi Kirei?" (Apakah Saya Cantik?). Bila orang itu menjawab "ya", ia akan membuka maskernya dan bertanya lagi, "Walaupun wajahku seperti ini?". Pada saat itu, bila si korban yang biasanya terkejut dan takut menjawab tidak, ia akan membunuhnya dengan gunting, golok, sabit, atau senjata tajam lainnya. Bila si korban tetap menjawab ya dan tidak terlihat panik atau pun ketekutan setelah melihat wajahnya di balik masker, ia akan gembira dan membebaskannya, namun ada juga yang mengatakan walaupun korban melakukan itu, Kuchisake-Onna akan mengikutinya sampai ke rumah. Setelah sampai di rumahnya, baru ia akan membunuhnya di depan pintu rumah si korban. Bila korbannya wanita, Kuchisake-Onna akan merobek mulutnya hingga serupa dengannya. Bila korbannya laki-laki, Kuchisake-Onna akan langsung membunuhnya, dan bila korbannya anak-anak, ia akan memakannya.

Legenda urban yang populer pada tahun 70’an mengatakan bahwa korban akan selamat bila ia menjawab "biasa saja". Sementara versi tahun 2000an mengatakan bahwa korban akan selamat bila menjawab, "begitulah" atau bertanya balik pada Kuchisake-Onna dengan pertanyaan yang serupa. sehingga Kuchisake-Onna bingung dan berpikir dulu apa yang akan ia lakukan, saat sedang bingung itulah korban mempunyai kesempatan untuk kabur. Cara lain untuk lolos dari Kuchisake-Onna adalah dengan menawarkannya permen Bekko-Ame (permen keras berwarna kuning tua) karena ia menyukainya namun tidak bisa menikmatinya sehingga mengingatkannya lagi pada penderitaannya. Selain itu bisa juga dengan mengucapkan "pomade" sebanyak tiga kali, ada yang menyebutkan enam kali. Ucapan itu akan membuatnya takut dan kabur karena mengingatkannya kembali pada ahli bedah yang merusak wajahnya. Korban juga bisa memakai pomade untuk mencegahnya mengikutinya.

Jika bertemu dengan Kuchisake-Onna, jangan panik dan jangan berlari. Konon Kuchisake-Onna mempunyai kecepatan lari 100 yard/detik, melebihi kecepatan atlet olimpiade. Bahkan yang kabur dengan menggunakan kendaraan motor pun dapat ia kejar.

Sunday, September 26, 2010

Yuki-Onna (Wanita Salju)


Yuki-Onna : The snow woman.

Yuki-Onna (Wanita Salju) adalah kisah hantu salju yang memiliki wajah yang amat cantik, berkulit putih, berambut gelap panjang terurai, tapi memiiki tatapan mata yang dingin laksana salju. Dalam cerita jepang, Yuki-Onna membuat para pendaki gunung tersesat dalam badai sehingga mereka mati membeku. Terkadang dia juga membekukan laki-laki yang disukainya dengan baik, katanya sih untuk dipersembahkan pada hantu gunung yang merupakan tuan dari Yuki-Onna ini. Kisah Yuki-Onna (Wanita Salju) merupakan salah satu kisah hantu klasik dengan latar belakang kehidupan di-Jepang, yang sudah sering diangkat dalam bentuk opera, bahkan pernah dibuat dalam bentuk film klasik. Kisah hantu klasik tidak ditandai dengan adegan berdarah-darah, namun lebih merupakan cerita yang diisi tokoh manusia dan hantu yang melibatkan percintaan, kesedihan yang dalam dan tragedi.

Cerita dimulai dari dua orang penebang kayu bernama Mosaku dan Minokichi yang hidup di daerah provinsi Musashi (terletak di antara Tokyo dan Saitama), Mosaku adalah seorang pria yang berada di usia senja, sementara muridnya, Minokichi adalah seorang pemuda tegap berumur 18 tahun. Setiap hari mereka berangkat pagi-pagi sekali ke sebuah hutan yang jaraknya 5 mil dari desa mereka. Di antara desa mereka dan hutan yang dituju ada sebuah sungai besar yang beraliran deras. Begitu derasnya arus sungai tersebut sehingga tidak ada jembatan yang kuat menahan arus (jembatan yang ada selalu rusak akibat terjangan arus deras). Siapapun yang ingin menyebrangi sungai harus melewatinya dengan bantuan kapal penyebrang kecil.

Suatu hari Mosaku dan Minokichi sedang dalam perjalan pulang ke desa. Ketika itu cuaca begitu dingin dan mulai turun badai salju. Saat sampai di tepi sungai, mereka menemukan bahwa si pengayuh perahu yang biasanya menyebrangkan mereka telah pulang ke rumah dan meninggalkan perahunya karena cuaca buruk. Sadar bahwa mereka tidak mungkin menyebrangi sungai, mereka memutuskan untuk bermalam di pondok sementara si pengayuh perahu. Pondok itu benar-benar sederhana, hanya terdiri dari sebuah ruangan tanpa jendela yang berisi dua buah Tatami, tanpa perabotan apapun.

Mosaku dan Minokichi yang sudah lelah segera menutup pintu agar salju tidak masuk ke dalam pondok, lalu kemudian beristirahat. Mereka merasa cukup hangat dan nyaman sehingga Mosaku yang lanjut usia tak lama berbaring langsung tertidur pulas, sementara Minokichi yang masih muda termenung mendeangar suara angin yang menderu yang disertai arus sungai yang bertambah deras. Badai tidak mereda dan udara malah bertambah dingin, namun setelah bersusah payah akhirnya Minokichi tertidur juga. Entah telah berapa lama Minokichi tertidur, tiba-tiba Minokichi terbangun karena merasakan butir-butir salju yang lembut di wajahnya. Ternyata pintu pondok yang mereka diami telah terbuka dengan paksa.

Minokichi melihat seorang wanita dalam pondok, wanita yang putih seperti salju dan memancarkan cahaya seperti salju (Yuki-Akari) sedang membungkuk diatas Mosaku. Ia tengah meniupkan nafasnya yang dingin menyerupai asap putih kepada Mosaku. Minokichi benar-benar terkejut dan ketakutan, ia ingin menjerit namun tak ada sebuah suara pun yang keluar dari mulutnya. Saat itulah sang wanita misterius itu beradu pandang dengannya, ia mendekatkan wajahnya pada Minokichi. Dalam ketakutan yang amat sangat, Minokichi merasakan bahwa wanita yang berada di hadapannya adalah seorang wanita yang amat cantik, walaupun sorot matanya membuat tubuhnya gemetar dalam ketakutan. Minokichi hanya bisa terdiam tak dapat berkata apa-apa.

Wanita itu terus menatap Minokichi dan tiba-tiba tersenyum dan berkata, "aku ingin memperlakukanmu sama seperti orang lain, tapi aku kasihan padamu. Kau, masih muda, begitu tampan, Minokichi. Aku tidak akan menyakitimu tapi jika kau memberitahu siapapun termasuk ibumu tentang apa yang terjadi malam ini... maka aku akan membunuhmu! Ingat apa yang telah kukatakan ini." Seusai wanita salju itu berbicara kepada Minokichi, ia meninggalkan Minokichi sendirian. Mengira bahwa itu hanyalah mimpi, Minokichi segera bangun dan melihat keluar namun ia tidak melihat siapapun atau apapun. Sambil menutup pintu ia bertanya-tanya apakah bukan angin yang membuka pintu pondok tadi. Ia memanggil Mosaku namun tidak ada jawaban. Minokichi mengulurkan tangannya untuk menyentuh Mosaku dan tanpa sengaja ia menyentuh wajah Mosaku, dan ternyata wajahnya telah membeku. Mosaku telah meninggal.

Ketika fajar tiba, badai pun berakhir dan si pengayuh perahu menemukan Minokichi yang tergeletak pingsan di samping Mosaku yang telah meninggal. Ia membawa keduanya menyebrang, lalu menguburkan jenazah Mosaku. Sementara Minokichi dibawa pulang kerumahnya. Setelah sembuh, Minokichi tidak dapat langsung melupakan kejadian yang telah ia alami. Ia dihantui oleh kematian Mosaku, namun ia bersikeras untuk tidak menceritakan kejadian itu pada siapapun, karena ia tidak ingin kehilangan nyawanya. Lama berselang, Minokichi baru berani kembali pada pekerjaan sehari-harinya, menebang kayu, membelahnya menjadi potongan-potongan kecil, lalu menjual kayu tersebut ke pasar dengan bantuan ibunya.

Pada musim dingin tahun berikutnya, Minokichi sedang berada dalam perjalanan pulang melalui jalan setapak di hutan, saat ia berpapasan dengan seorang gadis yang amat cantik, berkulit putih indah, yang hendak melalui jalan yang sama. Minokichi pun menyapa gadis itu dan tanpa disangka gadis itu menjawab dengan suara yang menurut Minokichi adalah suara yang paling merdu yang pernah didengarnya. Mereka pun mulai berjalan bersama dan bercakap-cakap. Si gadis menceritakan bahwa ia bernama O-Yuki, ia telah kehilangan kedua orangtua, dan untuk menyambung hidupnya ia akan pergi ke Yedo (Edo atau Tokyo) untuk mencari kerabatnya agar dapat membantu mencarikannya pekerjaan sebagai pelayan.

Entah apa yang dirasakan Minokichi, namun rasanya gadis itu nampaknya makin cantik dimatanya. Minokichi pun mulai merasa suka pada gadis itu, sehingga ia memberanikan diri untuk bertanya apakah gadis itu sudah memiliki pasangan. Gadis itu tertawa sambil mengatakan bahwa ia belum memiliki pasangan atau kekasih. Ia pun balik bertanya apakah Minokichi telah memiliki pasangan, dan Minokichi menjawab bahwa ia pun belum memilikinya. Setelah pernyataan ini maka kedua muda-mudi ini tidak berbicara lagi sampai mereka tiba di desa tempat tinggal Minokichi. Namun dalam hati masing-masing telah tumbuh rasa saling menyukai. Maka Minokichi mengundang O-Yuki untuk singgah dan beristirahat di rumahnya. O-Yuki ternyata bukan hanya gadis cantik, namun juga berkelakuan baik. Ibu Minokichi pun tak butuh waktu lama untuk menyukainya. Sampai ia membujuk agar O-Yuki mau menunda perjalanannya ke Yedo. Pada akhirnya O-Yuki tidak pernah melanjutkan perjalanannya ke Yedo, melainkan menetap di desa itu dan tinggal bersama Minokichi dan ibunya, sebagai istri dan menantu.

Lima tahun kemudian ibu Minokichi meninggal, O-Yuki tetap bersama-sama Minokichi, bahkan ia telah melahirkan 10 orang anak lelaki dan perempuan bagi Minokichi. Semuanya tampan dan cantik, serta memiliki kulit putih seindah ibunya. Banyak penduduk desa yang mengagumi O-Yuki. Kebanyakan petani tampak tua setelah melahirkan anak, namun O-Yuki yang telah menjadi ibu 10 anak tetap terlihat cantik. Secantik saat pertama kedatangannya di desa, mereka.

Suatu malam setelah anak-anak tidur, O-Yuki menjahit dibantu dengan sebuah cahaya dari lampu kertas. Minokichi yang sedang menatapnya, tiba-tiba berkata, "Melihat kau menjahit dengan pantulan cahaya di wajahmu, aku teringat suatu hal aneh yang terjadi saat aku masih berusia 18 tahun. Kala itu aku melihat seorang wanita yang secantik dan seputih dirimu... dan ia memang mirip denganmu..."

Tanpa menghentikan pekerjaannya, O-Yuki bertanya, "ceritakanlah padaku, dimana kau bertemu dengannya?" lalu Minokichi mulai bercerita tentang Mosaku dan pengalamannya di pondok pengayuh perahu. "Entah itu sebuah mimpi atau bukan, tapi saat-saat itulah aku pernah melihat orang secantik engkau. Tentu saja ia pasti bukan manusia dan aku sangat takut padanya. Hingga sekarang pun aku tidak yakin apakah yang aku lihat itu mimpi atau memang benar-benar seorang wanita salju."

O-Yuki langsung melemparkan jahitannya. Ia mendekati suaminya dan berseru, "itu adalah aku! Bukankah aku telah mengatakan bahwa aku akan membunuhmu jika cerita itu pernah keluar dari mulutmu. Sekarang, demi anak-anak kita..." O-Yuki tetap berteriak namun suaranya menjadi penuh kesedihan, "jagalah anak-anak kita, karena jika kamu tidak melakukannya, maka aku akan melakukan hal yang pernah aku katakana padamu..."

Minokichi tidak sempat berkata apa-apa. O-Yuki mulai tidak terlihat dan kemudian menguap menjadi butir-butir salju yang halus, yang menghilang melalui cerobong asap. sejak saat itu, ia tidak pernah terlihat lagi...